18.06 Edit This 0 Comments »
Jumlah penderita kanker kulit meningkat pesat setiap tahunnya seiring dengan menipisnya lapisan ozon di bumi. Sinar UV erat hubungannya dengan lapisan ozon yang bertindak sebagai pengalang UV dari matahari ke bumi. Kalau lapisan itu bocor akibat gas chlorofluorocarbon (CFC) dan yang lainnya, UV akan langsung masuk ke Bumi. Terkait dengan kecenderungan meningkatnya penderita kanker kulit di dunia, di Indonesia kanker kulit termasuk peringkat ketiga (15%) jenis kanker terganas setelah kanker leher rahim (55%) dan kanker kulit (17%). Menurut data patologi RSUP Ciptomangunkusumo, kanker kulit termasuk dalam peringkat pertama untuk kanker pada pria dan keempat pada wanita setelah kanker leher rahim, kulit dan ovarium (Depkes, 2006).
Menurut Suriadiredja (2008), sebagian besar keganasan yang terjadi pada kulit sebagai akibat kerusakan epidermis karena pelbagai faktor penyebab yang berlangsung lama. Faktor yang paling berperan adalah pajanan (paparan) sinar ultraviolet (UV), khususnya pada orang yang banyak bekerja di bawah terik matahari macam pelaut atau petani, sering berjemur diri di pantai. Berdasarkan uraian tersebut, tentunya masyarakat Indonesia berpotensi besar menderita kanker kulit.
Beberapa upaya pencegahan kanker kulit yang umum dilakukan antara lain melalui penggunaan tabir surya, bisa berupa salep atau krim yang mengandung bahan kimia yang melindungi kulit dengan cara menyaring sinar UVA dan UVB ternyata bisa mengiritasi kulit dan pada beberapa orang bisa menyebabkan reaksi alergi sehingga masyarakat cenderung anti terhadap penggunaan tabir surya sintetis. Mengingat pentingnya tindakan preventif dan kuratif terhadap kanker kulit, maka diperlukan pengobatan alternatif dengan memanfaatkan bahan-bahan alami yang mudah diperoleh masyarakat. Salah satu tanaman obat yang berpotensi besar dalam pencegahan dan pengobatan kanker kulit adalah pegagan (Centella asiatica).
Penyebab utama kanker kulit yaitu karena radiasi sinar matahari dan zat karsinogenik yang menyebabkan terjadinya kerusakan DNA dan berkembang menjadi onkogen. Adanya onkogen pada sel, menyebabkan tumbuhnya sel-sel kanker kulit yang selanutnya mengalami proses inisiasi, promosi dan progresi sampai akhirnya bermetastasis ke organ lain.
Tanaman pegagan (Centella asiatica) berpotensi sebagai pencegah dan obat alternatif kanker kulit karena adanya senyawa aktif yang berperan sebagai antiinflamasi, antikanker, antioksidan dan imunomodulator yaitu asiatikosida, asam asiatat, madekasosida,asam madiasat dan quercetin.
0 komentar:
Posting Komentar